In the first regime of the Jokowi administration (2015-2019), the Government of Indonesia (GoI) sets a progressive plan for infrastructure development to improve interregional connectivity, boost economic growth, and enhance national competitiveness. The government spending on infrastructure rose significantly from IDR 154.6tn (USD 13bn) in 2014 to IDR 394.1tn (USD 27.2bn) in 2019 or approximately multiplied by 254.9%. The budget size straightforwardly represents Indonesia’s high ambition for infrastructure expansion which includes among others: 3,432 km national roads, 1,852 km highways, 65 dams, 41,1 km bridges, 38,431 hectares of urban slum revitalization, 559,660 units of public housing equipped with a drinking water system, 27 seaports, and 10 international airports.…Read More
The end of harvest season across most of major rice-producing regions led the price of dry unhusked rice at farmer’s level to gradually increase between May and June. The price had experienced a sudden drop in the second week of June due to harvest season in several regencies, such as: Lebak, Karawang, Southwest Aceh, and Toba, before it started to rise again until the end of June. Monthly price level of dry unhusked rice in May was identified to be 5.6 percent lower from the previous month and then rose by 2.4 percent in June.…Read More
Energi baru dan terbarukan (EBT) memiliki peran penting dalam peningkatan ketahanan energi dan dekarbonisasi ekonomi global sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi berkelanjutan. Namun, pengembangan pembangkit EBT di Indonesia mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Per tahun 2018, nilai kapasitas pembangkit EBT di Indonesia terbatas pada level 9GW atau dengan kata lain hanya mengalami peningkatan 960MW dari awal tahun 2015. Nilai tersebut terpaut jauh dari target instalasi EBT sebesar 45GW pada tahun 2025 dan 168GW pada tahun 2050 (Rencana Umum Energi Nasional – Dewan Energi Nasional, LCDI 2018.). Padahal, Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya akan potensi energi terbarukan. Dengan teknologi yang ada saat ini, potensi listrik EBT diestimasi dapat mencapai 432GW (IESR, 2019).
…Read More
Keberadaan air merupakan hal yang sangat penting untuk keberlanjutan kota. Isu air dalam perencanaan kota bukan hanya terbatas bagaimana penyediaan prasarana air untuk kegiatan kota, akan tetapi juga terkait dengan lingkungan yang lebih luas yaitu bagaimana perencanaan kota dapat menjaga keberlanjutan ketersediaan sumber daya air, atau disebut sebagai daya dukung air. Dari literatur, daya dukung air terkait dengan penyediaan dan permintaan air. Oleh karena itu dalam perencanaan kota perlu mempertimbangkan daya dukung air, mengenai keterkaitan antara penyediaan sumber daya air- baik yang disediakan secara alami maupun dari keberadaan infrastruktur – dengan permintaan air yang diperlukan untuk kegiatan sosial ekonomi kota. Tulisan ini mencoba melihat secara literatur bagaimana peraturan telah mencakup pentingnya pertimbangan daya dukung air dalam perencanaan kota.…Read More
Pada Desember 2019, Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan implementasi Program 8iodiesel 30 persen atau 830 sebagai bagian dari Program Mandatori 8iodiesel yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Kebijakan 830 menginstruksikan adanya komposisi campuran 30% biodiesel (FAME) dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar. Latar belakang Program Mandatori 8iodiesel tidak terlepas dari tingginya proporsi konsumsi energi fosil. Pada tahun 2018 penggunaan energi fosil mencapai lebih dari 70% terhadap total konsumsi energi. Oleh karena ltu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan bauran bahan bakar nabati (BBN) sebagai upaya dalam mengurangi konsumsi energi fosil. seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan. Pemanfaatan. dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai Bahan 8akar Lain.
…Read More
You must be logged in to post a comment.