Abstrak
Makalah ini mencoba menilai peran FTA (Perjanjian Perdagangan Bebas) dalam meningkatkan perdagangan dan investasi di tingkat negara dan kawasan. Tulisan ini memilih Indonesia sebagai negaranya dan lima negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) sebagai studi kasus regional. Makalah ini menggunakan ekspor neto dan arus masuk FDI sebagai variabel dependen untuk perdagangan dan investasi. Periode analisis adalah 25 tahun dari tahun 1992 hingga 2016. Tulisan ini menemukan bahwa pemanfaatan FTA efektif untuk meningkatkan perdagangan dan investasi baik di tingkat negara maupun regional dengan variabel kontrol tertentu. Ditemukan bahwa ASEAN siap untuk beralih dari perdagangan intra-regional ke investasi intra-regional. Oleh karena itu, Masyarakat Ekonomi ASEAN berada pada jalur dan waktu yang tepat bagi ASEAN. Pada tingkat bilateral, penelitian ini mengusulkan bahwa surplus ekspor neto bertujuan untuk melakukan negosiasi dengan mitra dagang dengan pendapatan per kapita yang lebih rendah, sedangkan aliran masuk FDI dari mitra dagang bertujuan untuk mencapai mitra dagang dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi. Dari model non-regresi, tulisan ini menemukan bahwa peran pusat FTA diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan FTA.