Penurunan suku bunga pada bulan lalu, yang merupakan kali kedua berturut-turut, tampaknya merupakan respons yang sudah lama tertunda terhadap lemahnya permintaan domestik, yang menunjukkan peningkatan risiko inflasi yang mendekati batas bawah atau bahkan di bawah target BI (4±1%). Dari sisi domestik, inflasi inti yang cukup stabil menunjukkan adanya potensi peningkatan konsumsi domestik, meskipun pertumbuhan kredit masih di bawah 10%. Dari sisi eksternal, kini kami juga melihat bank-bank sentral utama telah menunjukkan sinyal yang lebih kuat untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter. Kami memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga kebijakan di AS hingga bulan Desember. Hal ini memungkinkan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah sambil mempertahankan kemampuannya untuk merespons dengan cepat perubahan data ekonomi atau perkembangan baru dalam beberapa bulan mendatang.