Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI: Rapat Dewan Gubernur BI, Februari 2019

Kamis 21 Februari 2019

Perekonomian nasional tumbuh sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar di tengah ketidakpastian global sepanjang tahun 2018 dengan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2014 sebesar 5.17% (yoy). Kuatnya kondisi fundamental juga tercermin pada inflasi yang rendah dan stabil. Tren apresiasi Rupiah, dengan nilai Rupiah yang tercatat di bawah level Rp14,000 pada awal Februari, didorong oleh kuatnya masuknya modal portofolio sejak Oktober 2018. Tekanan eksternal yang mengancam pada tahun lalu perlahan mereda seiring dengan melemahnya perekonomian global yang hampir pasti terjadi. akan terjadi dalam dua tahun ke depan; hal ini akan terus berkontribusi terhadap penurunan harga komoditas global. Tren ini menimbulkan tantangan terhadap neraca perdagangan nasional yang terutama didorong oleh ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit. Di sisi lain, harga minyak mentah akan terus menjadi sumber ketidakpastian bagi Rupiah pada tahun 2019; harganya telah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan karena pasokan global berkurang. Secara keseluruhan, kami memandang BI harus mempertahankan kebijakan suku bunga saat ini pada bulan ini.

Unduh (PDF, 1.28MB)

Posting Terakhir

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Kamis 4 April 2024

SINGKAT PASAR TENAGA KERJA: Volume 5, Nomor 3, Maret 2024

Jumat 29 Maret 2024

Dampak COVID-19 terhadap Jumlah Pemilih pada Pilkada 2020 di Indonesia: Apakah Pemilih Peduli Risiko Kesehatan?

Kamis 21 Maret 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Maret 2024

Rabu 20 Maret 2024

Posting terkait

inflasi bulan April

Kamis 4 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

SINGKAT PASAR TENAGA KERJA: Volume 5, Nomor 3, Maret 2024

COVID-19 pada Pemilih

Kamis 21 Maret 2024

Dampak COVID-19 terhadap Jumlah Pemilih pada Pilkada 2020 di Indonesia: Apakah Pemilih Peduli Risiko Kesehatan?

Terjemahkan »