Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI: Rapat Dewan Gubernur BI, Januari 2019

Rabu 16 Januari 2019

Defisit anggaran yang lebih baik dari perkiraan pada tahun 2018, di tengah melebarnya defisit transaksi berjalan, berdampak positif terhadap sentimen pasar dan membantu apresiasi Rupiah ke level sekitar 14,000. Rupiah kini menjadi salah satu mata uang negara berkembang (emerging market) terkuat sejak Oktober 2018 seiring dengan kembalinya investasi portofolio, meskipun ada kenaikan suku bunga The Fed pada bulan lalu. Sikap kebijakan The Fed yang dovish dan potensi gencatan senjata perang dagang AS-Tiongkok telah membantu investor global untuk mulai kembali melirik aset negara-negara berkembang. Di sisi lain, inflasi masih terkendali, menandakan konsumsi yang lambat dan stabil, sebagian disebabkan oleh kenaikan suku bunga pada tahun 2018. Mengingat fundamental dalam negeri yang stabil, penerapan Pajak Tobin negatif, dan berkurangnya risiko eksternal, kami berpendapat bahwa Bank Indonesia harus mempertahankan suku bunga kebijakannya pada bulan ini.

Unduh (PDF, 1.28MB)

Posting Terakhir

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Kamis 4 April 2024

SINGKAT PASAR TENAGA KERJA: Volume 5, Nomor 3, Maret 2024

Jumat 29 Maret 2024

Dampak COVID-19 terhadap Jumlah Pemilih pada Pilkada 2020 di Indonesia: Apakah Pemilih Peduli Risiko Kesehatan?

Kamis 21 Maret 2024

Posting terkait

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

inflasi bulan April

Kamis 4 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

SINGKAT PASAR TENAGA KERJA: Volume 5, Nomor 3, Maret 2024

Terjemahkan »