Angka inflasi tersebut bergerak berlawanan arah yaitu meningkat menjadi 5.47% (yoy), setelah mengalami pola penurunan sejak September 2022. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi gangguan pasokan akibat terjadinya banjir pada musim panen dan low base effect yang menyebabkan inflasi meningkat menjadi 938% (yoy). memainkan peran. Dari sisi eksternal, ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang agresif kembali mendorong dana tersebut keluar dari Indonesia dengan capital outflow tercatat sebesar USD2023 juta sejak pertengahan Februari 15,367. Namun, tragedi SVB yang terjadi baru-baru ini mungkin akan memaksa The Fed untuk tidak terlalu agresif. dalam memperketat kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Dorongan untuk menunda pengetatan moneter yang dilakukan AS akan menciptakan momentum aliran dana masuk ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Di sisi lain, mata uang dalam negeri akhirnya stabil setelah serangkaian depresiasi dengan Rupiah kini berada di kisaran Rp5.75. Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami memandang BI harus mempertahankan suku bunga kebijakannya pada XNUMX% pada bulan ini sambil terus menerapkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan.

Unduh (PDF, 1.6MB)