Abstrak
Tulisan ini menganalisis dampak persaingan politik terhadap kinerja pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan database baru yang mencakup 427 kabupaten/kota di Indonesia, dari tahun 2000 hingga 2013. Persaingan politik diukur dengan menggunakan Indeks Konsentrasi Herfindahl Hirschman pada pemilihan anggota DPRD. Variabel ini berpotensi bersifat endogen, karena persaingan politik cenderung bersifat non-acak dan berkorelasi dengan variabel yang tidak dapat diobservasi. Ke
Untuk mengatasi masalah ini, saya menggunakan lag rata-rata persaingan politik dalam satu provinsi dan persaingan politik sejak pemilu 1955, sebagai variabel instrumental persaingan politik. Tingkat persaingan politik terbukti meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto Regional (RGDP) per kapita dan pertumbuhan PDRB masing-masing sebesar 3.24% dan 1.11%. Studi ini juga menemukan bahwa persaingan politik yang lebih ketat dikaitkan dengan belanja publik yang lebih tinggi (misalnya belanja infrastruktur) dan kebijakan yang pro-bisnis.