Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

Pengurangan Subsidi BBM dan Implikasinya terhadap Perimbangan Keuangan dan Kemiskinan di Indonesia: Sebuah Analisis Simulasi

Kamis 20 Februari 2014


Abstrak

Kenaikan harga minyak dunia telah memaksa pemerintah Indonesia untuk mengalami defisit anggaran yang lebih besar untuk membiayai subsidi energi. Antara tahun 2000 dan 2011, Indonesia menghabiskan 61 persen pendapatan minyak dan gas untuk subsidi bahan bakar dan listrik. Subsidi-subsidi ini memperburuk distribusi pendapatan di Indonesia karena hampir 72 persen dari subsidi tersebut dinikmati oleh 30 persen kelompok pendapatan terkaya. Oleh karena itu, terdapat argumen ekonomi yang kuat untuk melakukan realokasi subsidi bahan bakar ke sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan menerapkan Mikrosimulasi CGE, penelitian ini menemukan bahwa penghapusan 25 persen subsidi bahan bakar meningkatkan angka kemiskinan sebesar 0.253 persen. Jika dana ini sepenuhnya dialokasikan untuk belanja pemerintah, maka angka kemiskinan akan berkurang sebesar 0.270 persen. Selain itu, penghapusan 100 persen subsidi bahan bakar dan realokasi 50 persen dari subsidi tersebut ke belanja pemerintah, transfer dana, dan subsidi lainnya dapat menurunkan angka kemiskinan sebesar 0.277 persen. Namun, kebijakan realokasi ini mungkin tidak efektif untuk mengkompensasi dampak buruk dari penghapusan 100 persen subsidi bahan bakar jika pelaku ekonomi mencoba mencari keuntungan melalui mark-up pricing atas kenaikan biaya produksi.

Posting Terakhir

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Kamis 25 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Kamis 4 April 2024

SINGKAT PASAR TENAGA KERJA: Volume 5, Nomor 3, Maret 2024

Jumat 29 Maret 2024

Posting terkait

depresiasi rupiah

Kamis 25 April 2024

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

inflasi bulan April

Kamis 4 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Terjemahkan »