Abstrak
Dalam makalah ini kami mengkaji dampak globalisasi terhadap inovasi di sektor manufaktur Indonesia. Kurangnya data inovasi dalam survei manufaktur mengharuskan penggunaan pengeluaran penelitian dan pengembangan sebagai masukan dalam fungsi produksi inovasi. Globalisasi diwakili oleh eksportir, FDI dan tingkat perlindungan efektif (EPR). Model ini diatur seperti dalam konsep R&D sebagai fungsi permintaan input bersyarat, yang memungkinkan produktivitas tenaga kerja berdampak pada R&D. Dalam hal ini kami menemukan bahwa perusahaan yang kurang produktif cenderung tidak melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam kaitannya dengan variabel globalisasi, kami menemukan bahwa menjadi eksportir merupakan faktor penentu penting dalam penelitian dan pengembangan. Sementara itu, dampak perusahaan FDI terhadap penelitian dan pengembangan dalam negeri hanya pada kejadiannya saja, bukan pada intensitas penelitian dan pengembangannya. Hal ini memerlukan sejumlah besar perusahaan di suatu lokasi atau aglomerasi agar dapat memberikan dampak yang berarti. ERP yang lebih rendah juga akan mendorong perusahaan mengeluarkan lebih banyak dana untuk penelitian dan pengembangan. Jadi menurunkan perlindungan atau hambatan perdagangan akan berdampak positif pada penelitian dan pengembangan.
Untuk artikel selengkapnya, klik tautan berikut: http://www.eria.org/ERIA-DP-2012-09.pdf