Pasca wabah Delta, Indonesia kini menghadapi gelombang Omicron. Pada tanggal 7 Februari, kasus baru harian dilaporkan sebanyak lebih dari 27,000 kasus (rata-rata pergerakan 7 hari) dan banyak yang memperkirakan puncaknya akan terjadi pada akhir Februari 2022. Meskipun kasus meningkat, beberapa indikator ekonomi terus menunjukkan kemajuan, yang mengindikasikan pemulihan masih berlanjut. Serupa dengan PDB yang mencatat pertumbuhan pesat sebesar 5.02% (yoy) pada Q4-2021, laju inflasi tahunan juga menunjukkan pola yang sama dengan peningkatan signifikan sebesar 2.18% (yoy) pada Januari 2022 dari 1.84% (yoy) pada bulan Desember. Namun, lonjakan kasus Omicron baru-baru ini diperkirakan akan memperlambat, atau bahkan menghentikan, pemulihan ekonomi. Dari sisi eksternal, tekanan inflasi yang terus berlanjut di beberapa pasar memaksa beberapa bank sentral menaikkan suku bunganya. Akibatnya, kontraksi di pasar domestik terdeteksi dalam jangka pendek, yang ditandai dengan besarnya arus keluar modal dan tren pelemahan Rupiah. Mengingat kondisi tersebut, BI sebaiknya mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 2022% pada bulan ini dengan tetap memperhatikan kondisi dalam negeri dan mencermati fluktuasi pasar global.