Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

Prof Dr Widjojo Nitisastro (1955-1957)

Prof Dr Widjojo Nitisastro dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru. Peran penting itu kembali ia ambil ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997. Tak heran jika Newsweek menyebut pendiri Lembaga Demografi FEBUI ini sebagai “orang yang tidak diragukan lagi mempunyai dampak terbesar terhadap perekonomian Indonesia“. Prof. Dr. Widjojo merupakan alumnus FEBUI, lulus dengan gelar cum Laude predikat. Setelah itu, ia melanjutkan studi ekonomi dan demografi di University of California di Berkeley dan 3.5 tahun kemudian memperoleh gelar PhD di bidang Ekonomi.

Prof. Dr. Widjojo adalah sosok yang cerdas dan cerdas. Ia dipercaya mengemban tugas penting pemerintah dan akademisi. Sejak tahun 1953, ia menjadi perencana di Badan Perencanaan Negara. Beliau pernah menjadi Direktur LPEM FEBUI dan Dekan FEB UI (1964-1968), anggota Dewan Pengurus United Nations Institute of Development (1967), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1967-1971), dan Menteri Negara untuk Perencanaan Pembangunan Nasional (1971-1973). Ia juga merangkap menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1973-1978 dan 1978-1983).

Setelah itu, ia tetap aktif sebagai Penasihat Ekonomi Presiden. Widjojo kerap dianggap sebagai pemimpin Mafia Berkeley – julukan yang diberikan kepada sekelompok ekonom dan menteri keuangan – yang mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kebijakan perekonomian Indonesia di awal era Orde Baru. Ketika Abdurrahman Wahid menjabat presiden, Widjojo diminta memimpin tim ekonom Indonesia pada pertemuan Paris Club pada pertengahan April 2000. Misi tim ini adalah merundingkan penjadwalan ulang pembayaran utang publik. Permintaan tim tersebut disetujui oleh kelompok donor yang terdiri dari 19 negara anggota. Prof Dr Mohammad Sadli memuji peran Widjojo. Menurut Sadli, 95 persen kerja delegasi Indonesia merupakan hasil kepemimpinan dan tekad Widjojo.

Kerja kerasnya membuatnya mendapat berbagai penghargaan. Namun beliau tetaplah seorang intelektual sejati yang mempunyai kepedulian besar terhadap kemajuan pendidikan. Beliaulah orang pertama yang memberikan masukan terhadap pengembangan kampus baru Universitas Indonesia. Banyak orang menganggapnya sebagai 'primus inter pares' (yang pertama di antara yang pertama). Prof Dr Widjojo Nitisastro meninggal dunia di Jakarta pada usia 84 tahun pada Maret 2012.

Terjemahkan »