Abstrak
Literatur teoritis memberikan prediksi yang ambigu tentang hubungan antara tingkat ekstraksi sewa oleh pihak swasta dan dampaknya terhadap kegiatan ekonomi. Salah satu pandangan berpendapat bahwa setelah mengesampingkan pertimbangan etis, korupsi sebenarnya dapat meningkatkan efisiensi, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam model ini, besarnya suap yang dilakukan oleh agen-agen ekonomi yang berbeda dapat mencerminkan biaya peluang (opportunity cost) yang berbeda-beda. Perusahaan yang lebih baik akan lebih bersedia membeli pita perekat yang efektif. Teori yang menyatakan bahwa penyuapan dapat mengakibatkan birokrasi yang efektif dikenal sebagai hipotesis minyak yang efisien. Asumsi penting dari model ini adalah bahwa beban birokrasi dan peraturan dapat dianggap bersifat eksogen, tidak bergantung pada insentif bagi pejabat untuk menerima suap. Pandangan yang berlawanan menyatakan bahwa karena birokrat mempunyai kekuasaan diskresi terhadap peraturan yang ada, beban peraturan mungkin ditentukan secara endogen oleh pejabat yang korup sehingga mereka menyesuaikan sifat dan jumlah pelecehan terhadap perusahaan untuk mendapatkan suap sebanyak mungkin. Dalam model ini, perusahaan yang membayar lebih banyak suap masih bisa menghadapi birokrasi yang lebih tinggi, bukan lebih rendah, dan efektif. Akibatnya, korupsi hanya akan menurunkan efisiensi perekonomian, bukannya memperbaikinya. Dalam makalah ini kami memperkirakan model dimana suap dapat bersifat endogen. Model ini menekankan peran fungsi kemampuan komitmen perusahaan terhadap karakteristiknya. Kami menggunakan data dari survei tata kelola pemerintah daerah di Indonesia yang baru saja diselesaikan. Data tersebut mencakup suap yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pejabat pemerintah di tingkat kabupaten. Aspek tata kelola lainnya seperti transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan sikap umum terhadap sektor bisnis juga disertakan dalam data ini. Regresi tingkat perusahaan menunjukkan bahwa jumlah suap yang dibayarkan meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran perusahaan. Dengan demikian menolak hipotesis minyak efisien.
Untuk artikel selengkapnya, klik tautan berikut: http://www-sre.wu-wien.ac.at/ersa/ersaconfs/ersa02/cd-rom/papers/053.pdf