Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

Dampak Ekonomi dari Konser Musik: Konser Taylor Swift dan Coldplay di Indonesia dan Singapura (Trade and Industry Brief, Special Report, Maret 2024)

Berakhirnya pandemi Covid-19 dan pelonggaran pembatasan mobilitas di berbagai negara menghidupkan kembali industri konser musik. Di Indonesia, kebangkitannya ditandai dengan fenomena 'perang tiket' saat konser Coldplay pada tahun 2023, di mana lebih dari 1.7 juta orang bersaing untuk mendapatkan lebih dari 70,000 tiket. Namun demikian, masih terdapat permasalahan yang menghambat perkembangan ekonomi kreatif subsektor seni pertunjukan, khususnya musik, mulai dari sistem penjualan tiket yang tidak efektif dengan banyaknya calo yang kerap menimbulkan kasus penipuan, hingga sulitnya biaya perizinan dan biaya. infrastruktur yang tidak memadai untuk mendukung acara konser, dan penolakan dari beberapa lapisan masyarakat karena nilai-nilai tertentu.

Berbeda dengan Indonesia, Singapura melihat adanya peluang dari penyelenggaraan konser musik untuk menciptakan multiplier effect bagi perekonomiannya. Singapura telah menjadi pusat pertunjukan musik papan atas artis dunia di Asia Tenggara, termasuk U2, Blackpink, Coldplay, dan Ed Sheeran. Dalam kasus Coldplay, Singapura sukses menggelar konser selama 6 hari. Dalam kasus Taylor Swift, Singapura mendapatkan kontrak eksklusif untuk menjadi satu-satunya penyelenggara di Asia Tenggara dan mengadakan konser selama 6 hari, memberikan tunjangan per konser sebesar 2 – 3 juta USD (setara dengan Rp31.3 miliar hingga Rp46.9. XNUMX miliar). Gelaran konser kelas dunia ini bertujuan untuk meningkatkan perolehan devisa negara, menggenjot aktivitas pariwisata, yang pada akhirnya menghidupkan kembali beberapa sektor ekonomi terkait lainnya seperti perhotelan, ritel, F&B, jasa transportasi, dan masih banyak lagi.

Trade and Industry Brief edisi Maret 2024 memberikan laporan khusus untuk menilai manfaat ekonomi dari konser musik berbiaya tinggi tersebut. Secara khusus, edisi kali ini membandingkan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh konser Coldplay di Singapura dan Indonesia. Dibahas pula analisis ekonomi atas upaya Singapura dalam membiayai hak eksklusif konser Taylor Swift di Asia Tenggara.

Baca selengkapnya melalui tautan di bawah ini:

Unduh (PDF, 1.99MB)

Posting Terakhir

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Kamis 25 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Kamis 4 April 2024

Kebutuhan Pelatihan Pekerja Migran Indonesia (Labour Market Brief, Maret 2024)

Jumat 29 Maret 2024

Posting terkait

depresiasi rupiah

Kamis 25 April 2024

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

inflasi bulan April

Kamis 4 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Terjemahkan »