Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengukur dampak volatilitas harga dunia dan tarif impor beras terhadap kemiskinan di Indonesia. Dengan menerapkan pendekatan Computable General Equilibrium-Microsimulation dan garis kemiskinan endogen, penelitian ini menemukan bahwa volatilitas harga beras dunia selama tahun 2007 hingga 2010 mempunyai pengaruh yang besar terhadap angka kemiskinan di Indonesia. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kenaikan harga beras dunia sebesar 60 persen meningkatkan indeks jumlah penduduk sebesar 0.81 persen yang setara dengan peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,687,270 jiwa. Namun demikian, penurunan tarif efektif impor beras sebesar 40 persen yang diberlakukan melalui peraturan No.93/PMK.011/2007 dan tarif impor nol yang diterapkan oleh peraturan No. 241/PMK.011/2010 sebagai respons terhadap tingginya permintaan beras dunia Harga beras tidak mampu menyerap secara sempurna dampak negatif kenaikan harga beras dunia terhadap kemiskinan. Penurunan tarif efektif impor beras sebesar 40 persen menurunkan indeks jumlah penduduk sebesar 0.08 persen setara dengan 161,546 orang, sedangkan tarif impor beras nol menurunkan indeks jumlah penduduk sebesar 0.19 persen setara dengan 390,160 orang. Kebijakan-kebijakan ini mungkin tidak cukup untuk menyerap dampak negatif kenaikan harga beras dunia pada tahun 2007-2010, karena pada periode tersebut, harga beras dunia meningkat rata-rata sebesar hampir 71 persen, yang telah memiskinkan sekitar dua juta orang. Selain itu, perlindungan di sektor pertanian, seperti menaikkan tarif impor, yang dimaksudkan untuk membantu produsen pertanian akan berdampak sebaliknya yaitu menaikkan indeks jumlah pekerja.